Sejarah Desa Takmung
Sejarah Desa Takmung berawal dari masa pemerintahan Dalem Watu Renggong menjadi raja Gel-gel sekitar Tahun 1460-1550, beliau adalah seorang raja yang adil tegas dan bijaksana. Beliau tidak segan-segan menghukum siapa saja yang bersalah dan memberi penghargaan bagi orang yang berbuat baik. Dalem Watu Renggong mempunyai seorang pepatih yang bernama Kyai Ularan anak dari Tumenggung Suta berkedudukan di Kuta Umung, sebelum bernama kota Umung tempat tinggalnya bernama Kaplung Macan, di sebelah baratnya bernama Alas Belatung dan Alas Pungut, serta di sebelah timur bernama Alas merak dan Alas canigara.
Kyai Ularan diberi wewenang mengatur Masyarakat sebanyak 1.700 (sepesatus) orang. Selama menjadi pepatih ia membangun tempat suci/pemerajan disebut Pemerajan Ularan. Alas Belatung, Alas Pungut, Alas Merak dan Alas Canigara dirabas dijadikan lahan pertanian diberi nama Sawah Banjar Saren, Sawah Pungut, Sawah Merak, dan Sawah Caniga dan masih ada sampai sekarang. Lahan pertanian suara katak (Dok Maho) masyarakat menyebut tempat itu Katak Maho(ng) dari hubungannya dengan sepeninggal I gusti Ularan ke Den Bukit, menyebut dengan Kuta Umung, Kuta = Kota = Tempat, Umung = kosong karena ditinggal pergi, lama-kelamaan menjadi juga Takmung.
Desa Takmung merupakan salah satu Desa di kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung, Provins Bali.
Unduh Lampiran:
Sejarah Desa Takmung